Sahabat Yang Beriman

Sahabat yang beriman ibarat mentari yang menyinar.

Sahabat yang setia bagai pewangi yang mengharumkan.

Sahabat sejati menjadi pendorong impian.

Sahabat berhati mulia membawa kita ke jalan Allah

Tuesday, September 21, 2010

Marah.


MARAH

Mario Teguh, Golgen Ways


Perhatikanlah bahwa kita lebih sering menderita karena kemarahan kita, daripada karena hal-hal yang membuat kita merasa marah.

Perhatikanlah juga bahwa kemarahan kita sering melambung lebih tinggi daripada nilai dari sesuatu yang menyebabkan kemarahan kita itu, sehingga kita sering bereaksiberlebihan dalam kemarahan.

Hanya karena Anda menyadari dengan baik tentang kerugian yang bisa disebabkan oleh reaksi Anda dalam kemarahan, Anda bisa menjadi berhati-hati dalam bereaksi terhadap apa pun yang membuat Anda merasa marah.

Kehati-hatian dalam bereaksi terhadap yang membuat Anda marah itulah yang menjadikan Anda tampil sabar.

Bila kita cukup adil kepada diri kita sendiri, dan mampu untuk sekejap menikmati kedamaian kita akan melihat dengan jelas bahwa kita sering menuntut orang lain untuk berlaku seperti yang tidak kita lakukan.

Dan dengannya, bukankah kemarahan Anda juga penunjuk jalan bagi Anda untuk menemukan perilaku-perilaku baik yang sudah Anda tuntut dari orang lain,tetapi yang masih belum Anda lakukan?

Lalu, mengapakah Anda berlama-lama dalam kemarahan yang sebetulnya adalah tanda yang nyata bahwa Anda belum memperbaiki diri? Katakanlah, tidak ada orang yang cukup penting yang bisa membuat saya marah dan berlaku rendah.

No comments:

Post a Comment